Bupati KSB Kunjungi Suara NTB
Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr.KH. Zulkifli Muhadli, SH, MH, keberatan terhadap klaim sejarah yang menyebutkan bangsa kita terjajah selama 350 tahun oleh Belanda.
‘’TIDAK seluruhnya dijajah, pemberontakan itu, dari pertama VOC datang kita sudah melawan. Kita ini bangsa yang tidak bisa ditaklukan kok,” tegas sosok kharismatis ini, saat berkunjung ke Harian Suara NTB dan Radio Global FM Lombok, Selasa (1/5) kemarin. Dalam kunjungannya yang didampingi Kabag Humas Setda KSB, Yahya Soud dan Manager Persatuan Sepak Bola Sumbawa Barat (PSSB), Ikhsan Gemala Putra, Bupati KSB diterima Penanggung Jawab Suara NTB yang juga Direktur Radio Global FM Lombok, H.Agus Talino.
Kyai Zul – sapaan akrabnya, lebih sepakat jika dikatakan bahwa yang berlangsung selama 350 tahun itu adalah perang melawan penjajahan. Ia menegaskan itu ketika berbincang soal perlawanannya terhadap pemberian izin pembuangan tailing PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT), beberapa waktu lalu. Kebijakan tersebut, menurutnya akan merugikan masyarakatnya secara turun temurun. Ia pun, mengajukan gugatan ke PTUN. Meski akhirnya kalah dalam sengketa tersebut, ia tak mempersoalkannya.
“Buat saya, bukan kalah menangnya yang penting, tapi sejarah akan mencatat bahwa kita, bangsa Indonesia ini bisa melawan,” ujarnya bersemangat.
Kyai Zul, dalam kesempatan itu, berulangkali menekankan soal pentingnya membangun kebanggaan bangsa dan daerah. Menurutnya, kebanggaan bisa dibangun dengan banyak cara, mulai dari memberikan teladan atau contoh, membangun kesuksesan demi kesuksesan, bahkan hingga mendirikan ikon – ikon pembangunannya.
Semangat itulah yang selama ini memberikannya energi untuk mencurahkan segenap kekuatan membangun KSB. Hasilnya kini mulai terasa. Pembangunan di KSB, mulai terlihat. Bahkan, data BPS menyebutkan saat ini KSB menjadi pemberi kontribusi PDRB Provinsi NTB yang terbesar diantara 10 kabupaten kota yang ada.
Meski demikian, Kyai Zul merasa masih perlu melakukan pembenahan. Terutama, pada pemerataan kontribusi sektor – sektor non pertambangan dalam menyokong Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) KSB. Selama ini, sektor pertambangan memang mendominasi tak kurang dari 95 persen PDRB KSB.
Tantangan tersebut perlahan mulai dijawab dengan upaya konkrit. Salah satunya adalah dengan mendidik para enterpreneur- enterpreneur baru di sektor – sektor non tambang. Ia menyebut, saat ini sekitar 1.500 orang sudah dididik menjadi enterpreneur baru. Untuk urusan ini, KSB menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB). “Saya berharap, tiap bayi yang baru lahir di KSB adalah calon enterpreneur baru. Semakin banyak bayi yang lahir, semakin banyak enterpreneur baru,” harapnya.
Selain itu, KSB juga terus berupaya memerangi ketertinggalan. Upaya ini terlihat dengan adanya rencana perbaikan rumah tidak layak huni di KSB. Targetnya tidak main – main, yaitu menjadikan KSB sebagai daerah pertama di Indonesia yang bebas rumah tidak layak huni.
Ide ini, menurutnya datang ketika ia berkesempatan untuk bertemu Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu. Kepada Menpera, Kyai Zul menegaskan keinginannya agar Menpera terlibat dalam penandatanganan nota kesepahaman atau MoU dengan Newmont untuk perbaikan rumah tidak layak huni di KSB.
Tantangan ini diapresiasi oleh menteri yang langsung berbicara dengan pimpinan Newmont yang berasal dari Australia. Ide ini pun terwujud setelah ketiga pihak sama – sama sepakat.
Berdasarkan pendataan berbasis RT, berhasil dihimpun 3.883 rumah tak layak huni di seluruh KSB. Dari angka itu, disepakati bahwa perbaikan 3000 rumah akan ditanggung bersama oleh Menpera sebesar Rp 6 juta per rumah dan Newmont Rp 5 juta per rumah. Sisanya, sebanyak 883 unit rumah seluruhnya akan ditanggung oleh Newmont sendiri. “Jadi total (kontribusi Newmont) kurang lebih 18 miliar, Menpera kurang lebih 24 miliar, termasuk dana pendampingan dan sebagainya,” sebutnya.
Pemda KSB sendiri menurutnya akan menjadi pelaksana program tersebut, sekaligus bertugas membangun fasilitas umum yang ada di rumah tersebut. Dengan program ini, Kyai Zul kini sedang menatap satu lagi kebanggaan yang bisa ditunggu masyarakat KSB. “Kami sudah teken semua kesepakatan, sekarang tinggal pelaksanaan,
Share
Category: Daerah
0 komentar